Kumpulan Puisi 1

R e s a h


Tatap bintang nan jauh di sana
Terbetik dalam benak
Tuk hadirkan engkau di sini

Tuk hadirkan satu nuansa
Hilangkan keresahan didada
Obati rindu membara

Tapi…
Kau tak kunjung datang
Dan keresahan tak penah sirna

Bayangmu slalu hiasi hdup
Jadikan hidup penuh warna
Meski rindu slalu siksa bathin

Coba redam rindu yang ada
Kurangi resah di diri, sebar asa di hati
Namun resah smakin menjadi


Deseember 2003



Rindu


Kasih…
Masihkah ada rindu di hatimu?
Mengapa tak sehelai kertaspun…
Yang kau layangkan untukku…?

Kasih…
Beribu kertas tlah Ku habiskan
Beribu kata tlah Ku curahkan
Tapi…
Tak sekalipun kau pernah membalasnya
Sudahkah kau lupa akan diriku
Atau kau sengaja melupakanku?

Kasih…
Mengapa rindu di hati….
Tak dapat terobati
Walau kini kau jauh dariku
Aku tetap merindukanmu…


“03 Maret 2003”





Sebatas Asa


Nanar tatap
Langit gulita
Gempita tak lagi gema
Tatap tak lagi mengena

Kaku langkah tanpa tuju
Gulita tak lagi hirau
Jatuh jiwa hilang rasa
Laku bangkai tergerak hidup

Buka mata hilang pandang
Rapuh jasad hilang asa
Hidup tercabik terombang
Kias daun kering terhempas bayu

Cercah cahaya jauh tampak
Tersaduk langkah tuju sana
Bawa raga pulang rasa
Bawa rasa pada asa

Badai derita hadang harap
Ombak pedih hempas cita
Sucu cinta kalahkan smua
Hantar langkah tuju cita


“06 Januari 2005”




Sebuah Janji

Jelajah pulau
Sebrangi lautan luas
Demi cita dan cinta

Ku dapat suka
Ku sempat duka
Coba tuk terima

Pergiku tuk sementara
Kurindukan engkau slalu
Janjiku kan setia padamu

Do’amu serai kepergianku
Bayangmu kan slalu hidup
Dalam relung jiwa

Jarak bukanlah kendala
Batas bukanlah pemisah
Cinta sejati nan suci


“Palimanan, 10 Jan 2004”







S u r a t

Pancaran mentari…
Seakan membakar menembus kalbu
Demikian terik dan panas menusuk
Laksana api yang berkobar

Demikian pula dengan kata…
Yang tersirat dalam suratmu
Tajam bagai sembilu
Perih menyayat hati

Tak kuasa tuk cerna
Kata-kata yang kau suratkan
Hancur luluh isi hatiku
Laksana letusan gunung


“Kuningan, 2003”
APAPUN ITU


Sesuatu … apapun itu !!!
Sukses, bahagia, sukses, sedih
Sesuatu, sebuah, kekasih, saudara
Seteru, musuh kebencian
Selalu datang dan kemudian menghilang
Sesuatu … apapun itu !!!
Terkadang …
Datang tanpa undangan
Pergi tak diharapkan
Datang tanpa diharapkan
Pergi disesalkan
Sesuatu … apapun itu !!!
Terkadang karna undangan
Pergi dinantikan
Datang dengan pengharapan
Pergi diinginkan
Sesuatu … apapun itu !!!
Bila datang, jangan dielukan
Bila tiba jangan diistimewakan
Bila pergi jangan dirisaukan
Bila hilang jangan disesalkan


“16 September 2006”

"Smoga kiasan di atas menjadi suport bagi D, dan semoga dapat menyadarkan kita bahwa kebersamaan atau apapun itu tidaklah ada yang abadi"
Akhir kalam, salam sayang dari A buat adik A tercinta !!!



Persatukan Kami

Tuhan …
Andai cinta yang Kau berikan
Adalah siksaan
Maka ampunilah Aku

Tuhan …
Andai cinta yaang Kau berikan
Adalah cobaan
Maka kuatkaanlah Aku

Tuhan …
Andai cinta yang Kau berikan
Adalah anugrah
Maka persatukanlah kami


“31 Mei, 2006”


I B U

Ibu…
Aku tak mampu….
Aku tak kuasa…
Aku tak bisa…
Ibu …
Aku tak mungkin mampu…
Aku tak kan mungkin kuasa …
Aku tak kan mungkin bisa ….
Ibu…
Aku tak tahu…
Gerangan apa…
yang harus ku ungkapkan…

Hadirmu Ibu…
Adamu Ibu …
Kasihmu Ibu …
Kudamba selalu Ibu…
Doamu Ibu…
Restumu Ibu…
Nasihatmu Ibu …
Sumber kekuatanku.


“10 Januari 2008”

Kenangan II

Cipt: Jhon frisna yana
Kuningan, 9 januari 2008, jam 17:10


Desir angin laut mengingatkan kita
Hembusan angin laut menggetarkan kita
Debur ombak mengakrabkan kita
Kabin-kabin kapal meninggalkan cerita bagi kita.

Penat, lelah, sirna dalam tawa
ah...
Andai saja saat-saat itu...
Hadir dan terulang kembali....
Namun itulah kenangan
itulah cerita hidup...
Itulah skenario hidup....
Tak ayal akan menjadi kenangan....

Oh... sang bayu...
Aku iri padamu....
Kau getarkan setiap yang kaulewati...
Kau sejukkan setiap yang lalui....

Oh... Sang bayu....
Kutitipkan satu pesan padamu....
Sampaikan salam hangatku....
Pada sahabatku.... Nun jauh di sana.


Kuningan, 9 januari 2008

Puisi ini aku persembahkan buat sahabatku dewita jhonef... Sahabatku.
Semoga dengan puisi ini akan kembali mengingatkan tentang pertemuan kita saat itu.
Mohon maaf kiranya puisi ini kurang berkenan... Karena ini dibuat secara spontan dan tanpa persiapan. Namun dengan tujuan untuk mengenanng pertemuan dan perkenalan kita. "kalo ada jarum yang patah jangan disimpan dalam hati, kalo ada kata-kata yang salah jangan dipendam dalam hati".


GUNDAH

Ah…
Kata-kata…
Surat itu..
Sudahlah…
Ah…
Bukan urusan…
Bukan persolaan…
Peduli apa aku…
Tidak…
Peduli…
Sakit…
Harus…
Untuk apa…
Cinta
Egoisme…
Syahwat…
Entah…
Cemburu…
Gundah
Sakit hati…

Hari ini tanggal 18 Januari 2008, A buka e-mail D. A cemburu setelah membaca email dari nya. Tapi apadaya A hanya ingin kau tidak melanjutkan hubungan apa-apa dengannya. Maafkan A adikku, kekasihku, cintaku, pujaan hatiku.

Rindu Membukit


Tepis rasa di hati
Gemuruh kian menjadi
Seksama sirnakan penat di dada
Tak ayal jiwa kian tersiksa

Kala mentari masuk ke peraduan
Cahayamu hadir dalam impian
Kala pagi datang menjelang
Bayangmu hiasi sluruh harapan

Malam kembali menjelang
Mimpi indah terhempaskan
Pagi telah menepi
Harapan menjadi mimpi

Jaga terus berotasi
Galaksi terus mengorbit
Kerinduan semakin membukit
Hati sakit ….. (impian kian menjadi)

Gemintang telah menepi
Malam beranjak pagi
Hati histeris menjerit
Jumpai engkau tak lagi di sisi.

“27 Januari 08”

Komentar

Postingan Populer