Kumpulan Puisi 2
Hari Sepi
Hari
Hari
Sepi
Batin sakit
Hati menjerit.
“27 Januari 08”
Serba Salah
Diputar
Dibulak, dibalik
Disapa, dibujuk
Bukan itu
Dimanja
Dipuja
Disanjung
Bukan itu
Ucap maaf
Bersimpuh
Bersujud
Bukan itu
Jenuh, Pusing
Semerawut
Serba salah
Pasrah !!!
“27 Januari 08”
Mata-Mata Cinta
Janji dibuat
Kita spakat
Kelak bertemu disuatu tempat
Dengan gelagat bak sindikat
Sedetik bak seabad dirasa
Rangkai kata jadi cerita
Rayuan, sanjuangan tersusun sudah
Hati harap-harap cemas
Ada gelagat tak enak didapat
Saat itu tiba akhirnya
Bahagia membuncah
Kecup mesra dilabuhkan
Peluk hangat dieratkan
Dunia serasa milik berdua
Tak sadar bahaya mengancam
Mata-mata cinta mengintai
Awan hitam menggumpal
Kerongkongan tersumbat…
Tuk sekedar berucap maaf.
Seketika bahagia jadi prahara
Akhirnya sejoli bermuram durja.
“27 Januari 08”
Cinta Harus Diuji
Dua hati terpaut sudah
Janji manis diikrarkan
Bahtera kehidupan dilabuhkan
Genggaman tangan dieratkan
Ternyata cinta harus diuji
Badai dahsyat menggoyahkan
Tak ayal bahtera terambing
Bahtera tetap dilabuhkan
Genggaman semakin erat
Badai tak kunjung reda
Pembajak mericuhkan pula
Cinta kian membuncah
Kembali bahtera ditata
Setengah mati berjuang, sungguh
Kehidupan belum berakhir
Bahtera masih berlabuh
Bertahan antara ombak dan badai.
“27 Januari 08”
DUKA SUKA
Dukaku Dukamu
Sukamu Sukaku
Duka Daku
Duka Kamu
Kamu Suka
Daku Suka
Daku Suka Kamu
Kamu Suka Daku
28 Januari, 2008
Jika Engkau
Jika engkau ucap “Aku bahagia”
Aku lebih bahagia
Jika engkau ucap “Aku sakit”
Aku paling merasa sakit
Jika engkau bilang “Aku gelisah”
Aku tak kalah cemas
Jika engkau bilang “Aku kecewa”
Aku jauh merasa berdosa
Jika engkau diam menunggu
Aku hampiri engkau dengan tergesa
Jika engkau berjalan ke arahku
Aku berlari ke arahmu
Saat engkau bilang “Kita harus berpisah”
Aku berusaha mengejarmu
Saat engkau bilang “Kita akhiri saja”
Aku justru baru memulai
Jika engkau tatap aku dengan sinis
Aku balas dengan senyum termanis
Jika engkau tetap tak suka
Aku tak kan pernah putus asa
28 Januari, 2008
Helai-Helai Tanpa Makna
Jangan bilang aku musisi
Jangan bilang aku ahli seni
Jangan bilang aku idealis
Apalagi sok puitis
Aku hanya mencoba
Susun abjad rangkai kata
Goreskan pena
Dalam helai-helai kertas tanpa makna
Ajak manusia
Obarak-abrik suatu kata
Bermain-main dalam imaji
Agar tercipta sebuah arti
Membiarkan angan menembus cakrawala
Membiarkan angan menembus nirwana
Bairkan imaji menembus langit
Meski dahi terpaksa berkernyit
Dari abjad tercipta kata
Dari kata tercipta cerita
Dalam cerita terdapat makna
Akhirnya nuansa tercipta
“29 Januari 2008”
21 : 07
Frusstasi
Dadaku sesak memendam dendam
Tapi tak tahu mesti pada siapa membalas dendam
Rona kecewa dan putus asa tergambar jelas
Tapi kemana kecewa akan kuadukan
Sedari tadi kuberusaha menghubungimu
Sekedar ingin menyapamu
Mengucapkan selamat malam
Mengungkapkan pesan kerinduan yang dalam
Kufikir operator tengah gangguan
Kuputus untuk ganti nomor
Alhasil, tetap nihil
Kucoba lagi, berkali-kali, hingga detik ini
Kutahu ini bukan salahmu
Karena kaupun tengah merindu
Akhirnya kugoreskan pena tuk mengadu
Mengadu pada lembar-lembar bisu
Kucoba sekali lagi
Tetap tak ada reaksi
Sunyi dan sepi menjadi saksi
Aku frustasi !!!
“Sidapurna, 30 Jan 2008, jam 21 : 07 – 21 : 26 WIB”
Taqdir
Manusia hanya bisa berusaha
Yang menentukan adalah taqdir
Manusia berjuang mati-matian
Berbagai cara ditempuh jua
Ternyata taqdir jadi pemenangnya
Untuk apa kerja
Untuk apa usaha
Untuk apa berharap
Untuk apa berencana
Jika akhirnya dengan lantang
Sang taqdir berkata
Akulah pemenangnya !!!
Haruskah terus berdiam diri
Haruskah berpangku tangan
Hingga taqdir menghampiri
Bukankah itu sama halnya menjemput mati
Mati bunuh diri
Mati dalam kesia-siaan
Mati dengan predikat pecundang sejati
Berkali-kali taqdir dipersalahkan
Berkali-kali taqdir dikambing hitamkan
Berkilah menutupi ketidak berdayaan
“31 Jan 2008”
Pengobat Rindu
Surat darimu setahun yang lalu
Kubaca dengan seksama
Meski ku tlah faham apa maknanya
Bahkan hafal diluar kepala
Berisi untaian kata-kata cinta
Kata yang terlahir dari sang pencinta
Kucerna kata demi kata
Sesekali senyum mengembang
Menikmati kata-kata bermuatan cinta
Hanya itu yang tersisa
Dari berjuta kenangan yang kita punya
Pelepas dahaga, pelipur lara
Pengobar semangat hari-hari tanpa makna
Pelipur lara hari-hari penuh duka
Penggagas utama dalam setiap cerita
Cerita cinta yang kita punya
Menyatu dalam angan-angan
Menari-nari dalam sepi
Pengobat rindu yang kian membara
“31 Jan 2008”
Met Ujian Sayang
Perjuanganmu baru saja akan dimulai
Hari-harimu yang lalu adalah proses
Proses kematangan
Proses dari tak tahu jadi tahu
Proses yang perlu implementasi
Saat ini penentuan
Penentuan dari proses-proses yang lalu
Kematanganmu diuji
Pengetahuanmu diuji
Implementasi dipertanggung jawabkan
Ini memang penentuan
Tapi bukan akhir perjuangan
Hanya sbagai indikator keberhasilan
Prihatin memang
Proses yang panjang ditentukan dalam sepekan
Itulah aturan, katanya !
Persetan dengan aturan
Kejarlah masa depan, gapai kesuksesan
Met ujian Sayang !
Doaku slalu menyertaimu
Amiin....!
01-02-08
Harap
Cerahnya mentari
Secerah tatapan matamu
Sejuknya embun pagi
Sesejuk hatimu
Manisnya madu
Semanis tutur katamu
Halusnya sutera
Sehalus perangaimu
Teguhnya gunung
Seteguh pendirianmu
Tingginya langit
Setinggi cita-citamu
Semua yang ada padamu
Harapan bagiku
Seluruh harapanku
Ada pada pribadimu
Bahagia diriku mengenalmu
Damai hatiku bersamamu
Mengenalmu aku bahagia
Bersamamu hatiku damai
Tak ingin kuberpisah
Ku ingin slalu bersamamu
Bersatu seperti
Api dan Asap.....
20-Nov-03
Dambaku Hadirmu
Kau bawa sejuta harap
Tat kala tak adalagi asa di kalbu
Kubiarkan seluruh hayal
Jelajahi pribadimu
Namun hayal
Hanyalah sebatas hayal
Tak jarang kubermimpi
Tentang dirimu
Tentang hidupku dan hidupmu
Sungguh indah kurasa
Tapi...
Tak ingin kubermimpi
Meski indah namun tak pasti
Ku ingin sebuah kenyataan
Bukan hanya hayal...
Ataupun mimpi
Meski itu indah
Namun tiada arti
Hadirmu dambaku
Dambaku hadirmu
2003
PRAHARA BERUJUNG LARA
Kemana raga hendak dibawa
Kemana jiwa hendak berjalan
Saat mentari tak lagi menyinari
Saat rembulan tak lagi menyejukkan
Kemana nasib akan digantungkan
Kemana kaki akan dijejakkan
Saat langit tak lagi menaungi
Saat bumi tak lagi menahan berat
Jiwa terombang dalam kelam
Raga terguncang hilang rasa
Hidup dalam bayang derita
Prahara nan berujung lara
Bahtera oleng terbentur ombak
Akankah retak terbentur karang
Bahkan karam terhempas badai
Lantas kemana awak cari selamat.
Cipt: Jhon Frisna Yana
Pinang Makmur 04 Sep 2008
NESTAPA
11 Sep 2008, 08:57
Jelang siang telusuri jalan
Jalan panjang, terjal berliku
Hampa tatap tanpa tuju
Petang membentang halangi pandang
Badan lunglai sudah
Peluh bercucur pula
Air mata darah menetes, bahkan!
Tangan hampa telah biasa.
Malam melarut tanpa ampun
Gulita menyisakan duka
Nestapa nan tak kunjung reda
Lunglai terbaring beralaskan tanah
Bayu menyelimuti pula
Mimpi indah memanjakan
Derik jangkrik menina bobokan
Hilang jua nestapa diri.
Sayang semua hanya mimpi
Harap nan tak pernah menjadi
Tanpa peduli siksa diri
Berulang dalam hitungan hari...
Jangan Salah Jalan
Pn. Makmur 07-10-2008
Pukul: 01:58 WIB
Jalan itu tak hanya satu
Resiko ikuti setiap langkah
Sunggunh smua miliki resiko
Tiada kecuali
Tetapkan tujuan
Pilih jalan
Perhitungkan resiko
Jangan salah langkah
Luaskan pandangan
Satukan pikiran
Kuatkan tekad
Jangan remehkan resiko
Singkirkan rasa takut
Takut gagal
Takut kalah
Takut mati
Mantapkan langkah
Perlahan namun pasti
Sesekali lihat ke belakang
Itulah pengalaman
Pelajari pengalaman
Introspeksi kegagalan
Kegagalan bukan kendala
Tapi jangan ulangi
Perlahan
Penuh kepastian
Raih tujuan
Niscaya ia tak kan lari.
Hari
Hari
Sepi
Batin sakit
Hati menjerit.
“27 Januari 08”
Serba Salah
Diputar
Dibulak, dibalik
Disapa, dibujuk
Bukan itu
Dimanja
Dipuja
Disanjung
Bukan itu
Ucap maaf
Bersimpuh
Bersujud
Bukan itu
Jenuh, Pusing
Semerawut
Serba salah
Pasrah !!!
“27 Januari 08”
Mata-Mata Cinta
Janji dibuat
Kita spakat
Kelak bertemu disuatu tempat
Dengan gelagat bak sindikat
Sedetik bak seabad dirasa
Rangkai kata jadi cerita
Rayuan, sanjuangan tersusun sudah
Hati harap-harap cemas
Ada gelagat tak enak didapat
Saat itu tiba akhirnya
Bahagia membuncah
Kecup mesra dilabuhkan
Peluk hangat dieratkan
Dunia serasa milik berdua
Tak sadar bahaya mengancam
Mata-mata cinta mengintai
Awan hitam menggumpal
Kerongkongan tersumbat…
Tuk sekedar berucap maaf.
Seketika bahagia jadi prahara
Akhirnya sejoli bermuram durja.
“27 Januari 08”
Cinta Harus Diuji
Dua hati terpaut sudah
Janji manis diikrarkan
Bahtera kehidupan dilabuhkan
Genggaman tangan dieratkan
Ternyata cinta harus diuji
Badai dahsyat menggoyahkan
Tak ayal bahtera terambing
Bahtera tetap dilabuhkan
Genggaman semakin erat
Badai tak kunjung reda
Pembajak mericuhkan pula
Cinta kian membuncah
Kembali bahtera ditata
Setengah mati berjuang, sungguh
Kehidupan belum berakhir
Bahtera masih berlabuh
Bertahan antara ombak dan badai.
“27 Januari 08”
DUKA SUKA
Dukaku Dukamu
Sukamu Sukaku
Duka Daku
Duka Kamu
Kamu Suka
Daku Suka
Daku Suka Kamu
Kamu Suka Daku
28 Januari, 2008
Jika Engkau
Jika engkau ucap “Aku bahagia”
Aku lebih bahagia
Jika engkau ucap “Aku sakit”
Aku paling merasa sakit
Jika engkau bilang “Aku gelisah”
Aku tak kalah cemas
Jika engkau bilang “Aku kecewa”
Aku jauh merasa berdosa
Jika engkau diam menunggu
Aku hampiri engkau dengan tergesa
Jika engkau berjalan ke arahku
Aku berlari ke arahmu
Saat engkau bilang “Kita harus berpisah”
Aku berusaha mengejarmu
Saat engkau bilang “Kita akhiri saja”
Aku justru baru memulai
Jika engkau tatap aku dengan sinis
Aku balas dengan senyum termanis
Jika engkau tetap tak suka
Aku tak kan pernah putus asa
28 Januari, 2008
Helai-Helai Tanpa Makna
Jangan bilang aku musisi
Jangan bilang aku ahli seni
Jangan bilang aku idealis
Apalagi sok puitis
Aku hanya mencoba
Susun abjad rangkai kata
Goreskan pena
Dalam helai-helai kertas tanpa makna
Ajak manusia
Obarak-abrik suatu kata
Bermain-main dalam imaji
Agar tercipta sebuah arti
Membiarkan angan menembus cakrawala
Membiarkan angan menembus nirwana
Bairkan imaji menembus langit
Meski dahi terpaksa berkernyit
Dari abjad tercipta kata
Dari kata tercipta cerita
Dalam cerita terdapat makna
Akhirnya nuansa tercipta
“29 Januari 2008”
21 : 07
Frusstasi
Dadaku sesak memendam dendam
Tapi tak tahu mesti pada siapa membalas dendam
Rona kecewa dan putus asa tergambar jelas
Tapi kemana kecewa akan kuadukan
Sedari tadi kuberusaha menghubungimu
Sekedar ingin menyapamu
Mengucapkan selamat malam
Mengungkapkan pesan kerinduan yang dalam
Kufikir operator tengah gangguan
Kuputus untuk ganti nomor
Alhasil, tetap nihil
Kucoba lagi, berkali-kali, hingga detik ini
Kutahu ini bukan salahmu
Karena kaupun tengah merindu
Akhirnya kugoreskan pena tuk mengadu
Mengadu pada lembar-lembar bisu
Kucoba sekali lagi
Tetap tak ada reaksi
Sunyi dan sepi menjadi saksi
Aku frustasi !!!
“Sidapurna, 30 Jan 2008, jam 21 : 07 – 21 : 26 WIB”
Taqdir
Manusia hanya bisa berusaha
Yang menentukan adalah taqdir
Manusia berjuang mati-matian
Berbagai cara ditempuh jua
Ternyata taqdir jadi pemenangnya
Untuk apa kerja
Untuk apa usaha
Untuk apa berharap
Untuk apa berencana
Jika akhirnya dengan lantang
Sang taqdir berkata
Akulah pemenangnya !!!
Haruskah terus berdiam diri
Haruskah berpangku tangan
Hingga taqdir menghampiri
Bukankah itu sama halnya menjemput mati
Mati bunuh diri
Mati dalam kesia-siaan
Mati dengan predikat pecundang sejati
Berkali-kali taqdir dipersalahkan
Berkali-kali taqdir dikambing hitamkan
Berkilah menutupi ketidak berdayaan
“31 Jan 2008”
Pengobat Rindu
Surat darimu setahun yang lalu
Kubaca dengan seksama
Meski ku tlah faham apa maknanya
Bahkan hafal diluar kepala
Berisi untaian kata-kata cinta
Kata yang terlahir dari sang pencinta
Kucerna kata demi kata
Sesekali senyum mengembang
Menikmati kata-kata bermuatan cinta
Hanya itu yang tersisa
Dari berjuta kenangan yang kita punya
Pelepas dahaga, pelipur lara
Pengobar semangat hari-hari tanpa makna
Pelipur lara hari-hari penuh duka
Penggagas utama dalam setiap cerita
Cerita cinta yang kita punya
Menyatu dalam angan-angan
Menari-nari dalam sepi
Pengobat rindu yang kian membara
“31 Jan 2008”
Met Ujian Sayang
Perjuanganmu baru saja akan dimulai
Hari-harimu yang lalu adalah proses
Proses kematangan
Proses dari tak tahu jadi tahu
Proses yang perlu implementasi
Saat ini penentuan
Penentuan dari proses-proses yang lalu
Kematanganmu diuji
Pengetahuanmu diuji
Implementasi dipertanggung jawabkan
Ini memang penentuan
Tapi bukan akhir perjuangan
Hanya sbagai indikator keberhasilan
Prihatin memang
Proses yang panjang ditentukan dalam sepekan
Itulah aturan, katanya !
Persetan dengan aturan
Kejarlah masa depan, gapai kesuksesan
Met ujian Sayang !
Doaku slalu menyertaimu
Amiin....!
01-02-08
Harap
Cerahnya mentari
Secerah tatapan matamu
Sejuknya embun pagi
Sesejuk hatimu
Manisnya madu
Semanis tutur katamu
Halusnya sutera
Sehalus perangaimu
Teguhnya gunung
Seteguh pendirianmu
Tingginya langit
Setinggi cita-citamu
Semua yang ada padamu
Harapan bagiku
Seluruh harapanku
Ada pada pribadimu
Bahagia diriku mengenalmu
Damai hatiku bersamamu
Mengenalmu aku bahagia
Bersamamu hatiku damai
Tak ingin kuberpisah
Ku ingin slalu bersamamu
Bersatu seperti
Api dan Asap.....
20-Nov-03
Dambaku Hadirmu
Kau bawa sejuta harap
Tat kala tak adalagi asa di kalbu
Kubiarkan seluruh hayal
Jelajahi pribadimu
Namun hayal
Hanyalah sebatas hayal
Tak jarang kubermimpi
Tentang dirimu
Tentang hidupku dan hidupmu
Sungguh indah kurasa
Tapi...
Tak ingin kubermimpi
Meski indah namun tak pasti
Ku ingin sebuah kenyataan
Bukan hanya hayal...
Ataupun mimpi
Meski itu indah
Namun tiada arti
Hadirmu dambaku
Dambaku hadirmu
2003
PRAHARA BERUJUNG LARA
Kemana raga hendak dibawa
Kemana jiwa hendak berjalan
Saat mentari tak lagi menyinari
Saat rembulan tak lagi menyejukkan
Kemana nasib akan digantungkan
Kemana kaki akan dijejakkan
Saat langit tak lagi menaungi
Saat bumi tak lagi menahan berat
Jiwa terombang dalam kelam
Raga terguncang hilang rasa
Hidup dalam bayang derita
Prahara nan berujung lara
Bahtera oleng terbentur ombak
Akankah retak terbentur karang
Bahkan karam terhempas badai
Lantas kemana awak cari selamat.
Cipt: Jhon Frisna Yana
Pinang Makmur 04 Sep 2008
NESTAPA
11 Sep 2008, 08:57
Jelang siang telusuri jalan
Jalan panjang, terjal berliku
Hampa tatap tanpa tuju
Petang membentang halangi pandang
Badan lunglai sudah
Peluh bercucur pula
Air mata darah menetes, bahkan!
Tangan hampa telah biasa.
Malam melarut tanpa ampun
Gulita menyisakan duka
Nestapa nan tak kunjung reda
Lunglai terbaring beralaskan tanah
Bayu menyelimuti pula
Mimpi indah memanjakan
Derik jangkrik menina bobokan
Hilang jua nestapa diri.
Sayang semua hanya mimpi
Harap nan tak pernah menjadi
Tanpa peduli siksa diri
Berulang dalam hitungan hari...
Jangan Salah Jalan
Pn. Makmur 07-10-2008
Pukul: 01:58 WIB
Jalan itu tak hanya satu
Resiko ikuti setiap langkah
Sunggunh smua miliki resiko
Tiada kecuali
Tetapkan tujuan
Pilih jalan
Perhitungkan resiko
Jangan salah langkah
Luaskan pandangan
Satukan pikiran
Kuatkan tekad
Jangan remehkan resiko
Singkirkan rasa takut
Takut gagal
Takut kalah
Takut mati
Mantapkan langkah
Perlahan namun pasti
Sesekali lihat ke belakang
Itulah pengalaman
Pelajari pengalaman
Introspeksi kegagalan
Kegagalan bukan kendala
Tapi jangan ulangi
Perlahan
Penuh kepastian
Raih tujuan
Niscaya ia tak kan lari.
Komentar
Posting Komentar