Kumpulan Puisi 3

Izinkan Aku Pergi
Pinang Makmur 07-10-2008
02:15

Telah kuukir cita-citaku
Telah kususun misiku
Juga kubulatkan tekadku
Dalam setiap langkah
Tak peduli seberapa berat beban di pundakku
Tak peduli seberapa terjal jalan yang kulalui
Sebab aku tahu akulah pemilik skenario itu
Skenario hidup matiku
Aku bukan Tuhan, memang!
Tapi setidaknya akulah penentu hidupku
Akulah penentu kesuksesanku
Tidak orang lain, tidak siapapun, juga bukan kau!
Kini !
Azinkan aku pergi
Ikuti setiap langkahku
Gapai seluruh harap, angan, dan cita
Kau mau bilang apa
Terserah!
Ini jalanku
Aku bertanggungjawab akan setiap hembusan nafasku


08-10-2008
05:40

Bimbang

Benak sibuk berpikir
Baik dan buruk dipertimbangkan
Kata-kata dipersiapkan
Disusun jadi kalimat
Mental dikuatkan
Tarikan nafas diatur
Langkah disesuaikan
Hati ditenangkan
Gugup tak juga hilang
Ragu, takut, dan cemas berbaur
Bungkam, diam
Itu yang terjadi
Lidah kelu tuk berucap
Kerongkongan kaku tuk bersuara
Syaraf menegang di luar kendali
Buyar sudah semua ingatan
Mundur teratur
Kembali susun kekuatan
Ubah taktik penyampaian
Benak pikirkan cara
Maksud tak kunjung wujud
Mondar-mandir dalam bimbang
Tidak apa-apa!
Hanya itu jawaban yang ada
Kesempatan berharga disia-siakan
Nafsu bersitegang kendalikan pikir
Pikir tak mau mengalah
Konflik batin menjadi
Diam, menyesal, penuh kecewa
Akhir dari semua langkah
Siapa yang salah, itu yang diperdebatkan
Sungguh tak ada kesempatan kedua.

Asa Nan Terpendam

Cipt: Jhon Frisna Yana
Cigugur Minggu 02 November 2008


Tika tatap beradu penuh asa
Jantung berdetak kian cepat, lalu seakan berhenti
Terbias harap, angan, dan hayal nan tak sempat terucap
Lidah kelu... meski ambisi meletup, diam jadi pilihan
Tersadar dia tlah tak di sana
Berkali-kali pusatkan pandang seakan dia masih di sana
Sesal turut ambil bagian dalam babak selanjutnya
Sesal akan hasrat nan tak sempat terucap
Meski waktu tak kan pernah kembali
Namun kesempatan selalu ada
Rajut kata susun kekuatan manfaatkan kesempatan
Ayo maju singkirkan keragu-raguan
Asa nan terpendam
Bak bara dalam sekam
Diam namun tetap bergelora
Pendam sesal nan tak kunjung padam
Katakan sesuatu!!!
Manfaatkan kesempatan
Jangan biarkan kesempatan hilang
Terpendam dalam angan.

Dunia Gelap

Cipt: Jhon Frisna Yana
04 – 09 Nov 2008



Dalam gelap coba buka mata
Kuatkan Indra, satukan rasa
Selangkah demi selangkah susuri jalan
Jika perlu dengan merangkak gapai tujuan

Onak dan duri tak jadi hambatan
Aral dan kendala tak diacuhkan
Demi satu cita, demi satu tuju
Hidup bahagia dunia akherat

Mengendap-endap bagai maling
Berlari cepat bagai anjing pemburu
Berjalan perlahan namun pasti
Merangkak-rangkak penuh harap

Mengais rirqi dengan jalan halal
Mengais rizqi dengan menghalalkan segala cara
Dengan menengadahkan tangan meminta-minta
Hanya satu alasan, untuk mempertahankan hidup

Di sana, di kantor-kantor pemerintahan
Oknum-oknum pejabat
Menyelundupkan amanat rakyat
Di balik meja.

Di sisi lain, para gelandangan
Berlari mengejar nasi yang tercecer dari mobil pengangkut sampah
Bernaung di kolong jembatan hindari terik matahari dan guyuran air hujan
Tergeletak begitu saja di emper-emper gedung pencakar langit

Dunia, dunia gelap penuh misteri
Pemecah misteri kehidupan, itulah pemenangnya
Penuh kebahagiaan hakiki hasilnya.
Bahagia dengan sebenar-benarnya.

Tak selamanya Indah

Cigugur, 08-Nov – 2008, 09:43


Dalam bayang selalu saja indah
Dalam hayal selalu saja mudah
Dalam benak juga selalu tampak nikmat
Sungguh nyatanya jalan tak selamanya seperti bayangan
Tidak mudah meniti pendakian yang terjal
Tertatih-tatih meniti titian kehidupan
Ini bukan bayangan, ini kenyataan
Kehidupan itu tak seindah bayangan
Menyakitkan hidup dalam ketidak berdayaan
Memalukan bergantung pada harapan hampa
Akankah bayang dan hayal selalu menina bobokan
Lantas tertidur dalam kenyamanan palsu
Inikah garis tangan kehidupan
Inikah suratan taqdir
Inikah jalan kehidupan
Inikah kehidupan itu?
Berharap pada surya dan siang
Meratap pada rembulan dan malam
Berkeluh pada embun dan pagi
Akan nasib kehidupan ini
Angan dan harap penuhi benak
Meski jalan kehidupan tak hanya satu
Jalan mana yang akan dituju
Jika onak dan duri halangi setiap langkah?

Tentang Cinta
Cigugur, 08-Nov-2008, 11:25


Kunanti hadirmu dalam setiap sepiku
Kuananti bayangmu dalam setiap cermin kehidupan ini
Namun kau tak pernah hadir...
Kau tak pernah tahu

Salahkah jika aku mencinta
Salahkah jika aku merindu
Salahkah jika aku terus beraharap
Salahkah jika aku terus berangan

Cinta...
Bukankah itu anugerah???
Bukankah itu rahmat???
Bukan kecewa dan derita.

Kasih...
Terpatri namamu dalam setiap hembusan nafas
Terbayang wajahmu dalam setiap tatapan mata
Meski maya, namun kau tetap ada.

Sayang...
Aku tak mengerti tantang cinta
Namun aku tahu... aku punya cinta
Salahkah jika itu aku persembahkan untukmu

Benarkah cinta tak pernah berharap
Benarkah kekuatan cinta selalu mengalahkan
Benarkah cinta itu sumber kekuatan
Mengapa diriku justru lemah karenanya

Jika benar cinta milik semua
Jika benar cinta bersemayam dalam hati semua insan
Mengapa selalu beresiko untuk mendapatkannya
Bahkan seringkali berakhir derita dan kecewa.

Kecewa...!!!
Itukah balasan dari cinta suci
Ujiankah itu?
Lantas hingga kapan ujian ini berlangsung

Mustahil ujian berlangsung seumur hidup
Meski hidup adalah ujian
Selalu ada akhir, selalu ada akhir!
Lalu hingga kapan ini akan berakhir, akan berhasil???

Karena Cinta
08:06, 15-Nov-08


Lagi-lagi karena cinta
Bahagia karena cinta
Sedih karena cinta
Kecewa juga karena cinta

Setiap insan dambakan cinta
Setiap makhluk miliki cinta
Dalam setiap hembusan nafas ada cinta
Cinta exis dalam seluruh babak cerita

Bahagia karena cinta
Melebihi segalanya
Luka karena cinta
Melebihi perihnya sayatan pedang beracun...

Detik-detik tanpa cinta
Bagai hidup dalam lembah nestapa
Jika cinta ada...
Justru jerumuskan pada lembah terhina

Lagi-lagi karena cinta
Siapa kah yang bersalah....
Cinta...
Manusia...

Cinta itu pengorbanan
Cinta itu kesetiaan
Cinta itu ketulusan
Cinta itu....

Ah... itu soal pilihan
Nyatanya cinta selalu ada
Cinta slalu didamba
Walau kecewa akibatnya

Itulah Sahabat
08:23, 15-Nov-08


Jika bukan karena engkau
Kemana duka kan kubawa
Jika tanpa engkau
Kemana nestapa kan kuadukan

Dunia hampa tanpamu...
Rasa, hambar tanpamu
Smangat lenyap tanpamu
Canda sirna tanpamu

Dalam suka kau ada..
Dalam nestapa kau pun tak pernah tinggal
Dukamu dukaku, sukamu sukaku.... itu katamu
Dukaku dukamu, sukaku sukamu.... itu balasku

Selalu bersama dalam bahagia
Itu biasa...
Selalu bersama dalam duka
Itu baru luar biasa...

Selalu bersama dalam setiap canda
Itu pun biasa...
Selalu bersama dalam nestapa
Itu baru luar biasa...

Saat yang lain pergi menjauh
Kau justru datang mendekat
Bahkah memeluk dengan erat
Itulah sahabat !

Saat yang lain pergi dengan tatapan benci
Kau justru datang dengan senyum termanis
Bahkan dengan rasa damai nan tak terperi
Itulah sahabat, skali lagi itulah sahabat...

16 – 11 – 2008
12 : 10 WIB


Sadarlah Wahai Penguasa

Dipagi buta
Dalam dekapan selimut embun
Samara terdengar keciplak sepatu kuda
Terpaksa, dipaksa mengikuti kehendak majikan

Meringkik, merintih, memberontak
Namun ia hanyalah seekor kuda
Kuda tambang tanpa kebebasan
Terbatas oleh tali kekang di tangan majikan

Tidaklah kau sadar wahai para penguasa
Tidakkah kau tahu wahai para pemimpin
Akan nasib para bawahan, akan derita para bawahan
Atau hanya diam dan membisu bagai batu

Budak, bawahan, buruh, itu soal nasib
Itu urusan Tuhan
Lihatlah ke bawah kau akan tahu jawaban
Budak-budak itu tak selamanya lemah

Sadarlah wahai para atasan !!!
Jayamu karena para bawahan
Tanpa bawahan, kau bukanlah siapa-sipa
Tanpa bawahan kau bukan apa-apa

Dengarkan ringkik kuda penarik bendi
Memohon majikan menghargai haknya…
Kuda-kuda itu punya hak, punya kebebasan
Tak selamanya di bawah kendali tali kekang.

Wahai para penguasa, wahai para majikan
Tidakkah engkau peduli akan nasib bawahanmu
Atau kau justru hanya menganggap…
Para bawahanmu laksana kuda yang kau kendalikan dengan menyentak tali kekang

Itu hak kalian, itu urusan kalian
Tapi sadarlah kecil itu bukan lemah
Jangan bernaung di balik keangkuhan
Sebab kau akan jatuh karenanya, kau akan binasa karenanya…
Hanya Diam
Cipt: Jhon Frisna Yana
Cigugur, 17-11-2008, 08:23


Di tepian malam
Terdiam menatap kejora
Membisu dalam buai sang bayu
Merindu dalam balutan embun

Bertanya pada sang bintang
Akan cinta yang penuh teki
Akan rindu nan tak berujung
Akan asa nan kian memudar

Hanya diam...
Diam dalam kebekuan
Menungu jawaban atas smua tanya
Hingga gundah kian melanda.

Hanya harap nan tersisa
Harap akan hari-hari penuh makna
Hari-hari dalam buaian cinta
Cinta nan tak pernah berujung

Sang waktu mengubah segalanya
Sang waktu meninggalkan segalanya
Sang waktu merebut segalanya
Tanpa peduli harap dan asa...

Tanpa sadar usia smakin menua
Harap semakin samar
Asa semakin memudar
Tinggal sesal berkepanjangan

Selamat Hari Jadi
Cipt: Jhon Frisna Yana
XMP 7, 28 Nov 2008


Detik ini tlah berlalu
Satu episode kehidupan
Berlalu tanpa berulang
Namun bersambung hingga akhir kehidupan

Siang dan malam
Merenggut semua
Merenggut jatah usia
Terus berlanjut hingga usia tak lagi bersisa

Usia tidaklah bertambah
Justru terus berkurang
Lalu habis…
Kemudian berakhir….

Dihari jadimu ini
Kupanjatkan salam dan doa
Agar kiranya dapat kau raih
Segala hasrat dan cita tanpa aral dan kendala

Bukan Hanya Cinta
Cipt: Jhon Frisna Yana
Kuningan, 29 – Des – 2008


Tiada berarti untaian kata tanpa fakta
Tiada bermakna ucapan manis tanpa rasa
Tiada mengena rayuan mesra tanpa citra
Tak kan indah cinta tanpa pengorbanan

Kata berarti dengan fakta
Ucap bermakna dengan rasa
Rayu mengena dengan citra
Cinta indah dengan pengorbanan

Satu kata bukan tiada arti
Untaian kata akan lebih bermakna
Sendiri bukan tak bisa
Bersama tentu lebih baik

Bukan kata yang diharap, kecuali fakta
Bukan ucap yang dinati, kecuali rasa
Bukan rayu nan dirindu, kecuali rindu
Bukan hanya cinta melainkan dengan pengorbanan


Surabaya: 03-01-2009


MAAF AYAH


Tiada bermaksud undtuk melangkahimu
Tiada bermaksud untuk mendurhakaimu
Tiada maksud untuk mengecewakanmu
Pintu maafmu kuharap slalu ayah

Jika kuhanya menjadi benalu
Jikaku hanya menjadi parasit
Jikaku hanya menjadi beban
Maafmu kupinta slalu ayah

Tak pernah terpikir olehku ayah
Tak pernah berharap seperti ini ayah
Bukan pula karena aku merencanakannya ayah
Melainkan kuyakin jalan hidupku harus seperti ini

Jika ayah murka
Jika ayah tak merestui
Tiada kan berguna pengorbanan ini
Sembah baktiku ayah

03-01-09

Tanjung Perak di Penghujung Siang



Kulihat arloji untuk ke sekian kali
Nan dinanti tiada juga tiba
Riak ombak bak seringai
Menanti senja penuh tanya

Jauh di sebrang bahtera tampak merapat
Seolah penantuian segera berakhir
Perkiraan tak selalu tepat
Bukan nan dinanti nan datang

Senja kian nyata
Senja telah berbalik ke peraduan
Debur ombak memicu debar jantung
Tika gerbang kapal mulai dibuka

Sesaat kupanjatkan doa
Kepada Sang Penakluk lautan
Kami seluruhnya slamat
Hingga tujuan akhir perjalanan

Komentar

Postingan Populer