Corona Belum Pulang

 

Corona Belum Pulang

 

Beberapa hari ini di beranda sosial mediaku kembali ramai dengan postingan corona

Setelah sebelumnya dipenuhi oleh berita-berita banjir Kalimantan Selatan

Ternyata berakhirnya banjir tak membuat corona turut larut terhempas banjir

Bahkan kini corona semakin dekat, ya dia telah mengunjungi kampungku

Kampung yang sesungguhnya sangat jauh dari keramaian kota

 

Setelah sekian lama tak terlihat anak-anak berseragam yang hilir mudik menuntut ilmu di sekolah, kini jalanan di kampungku terasa begitu sepi

Warga tak lagi leluasa beraktivitas, semua karena corona

Entah kepada siapa lagi kami harus mengadu tentang keadaan ini

Sebab kita seolah sedang berperang dengan makhluk tak kasat mata yang jumlahnya tak terhingga.

 

Dan kami yang terpaksa harus bekerja di luar rumah pun, selalu saja dibayang-bayangi oleh kehadirannya.

Tak hanya sekolah, puskesmas yang jadi satu-satunya harapan di kampung pun terpaksa tutup untuk sementara sebab dikabarkan beberapa perawat telah terpapar

Yang kami dapat adalah himbauan-himbauan dari pemerintah untuk selalu menjaga protokol kesehatan

Selain itu rasa takut dan khawatir yang semakin menjadi

 

Kampungku mencekam, kemarin serine ambulan mengaum, kabarnya ada pasien yang diantar ke kabupaten untuk diisolasi

Bahkan tetanggaku sekeluarga telah dinyatakan reaktif dan salah satunya masih bayi

Mereka kini tengah menjalani isolasi, kabarnya di salah satu rumah sakit

Sungguh aku benar-benar merasa cemas, sementara aku harus tetap ke luar rumah untuk mencari nafkah

Di rumah keluarga pun menunggu dengan cemas, bahkan saat telah melaksanakan protokol kesehatan pun, tidak serta merta menjadi jaminan

 

Saat ini aku benar-benar dalam keadaan takut yang luar biasa, sementara aku tak bisa berbuat apa-apa, berperang tanpa senjata dengan sesuatu yang tak kasat mata

Dia bisa saja merupa udara seperti yang kita hirup setiap saat

Atau mungkin merupa debu-debu jalanan yang bisa saja terhirup saat kita bernapas

Atau bisa saja berada di tempat apa pun yang kita tempati

Entahlah, tidak ada yang tahu, keberadaannya begitu misteri

 

Aku percaya kepada Allah yang maha meciptakan segalanya termasuk corona yang menggemparkan dunia, dan semuanya akan kembali kepadaNya

Aku percaya Allah maha tahu akan segala kehendakNya

Dan aku percaya tak ada satu makhluk pun yang bisa mengindari ketentuanNya

Sebagai hamba, aku hanya bisa bedoa, megharap belas kasihNya

Semoga aku, keluargaku, dan kita semua terhindar dari bala dan musibah, termasuk corona

Cukuplah kita berusaha dan mencegah dengan mengikuti protokol kesehatan yang telah dirumuskan pemerintah

Dan teruslah mendekatkan diri kepadaNya, Allah, Tuhan yang maha segalanya

Selanjutnya biarlah Dia yang menentukan akhir dari segala kisah ini

Bukankah kita telah yakin bahwa rezeki, jodoh, juga kematian kita ada di tanganNya dan semuanya ketentuan itu pasti akan kita dapatkan

Namun bagaimana proses, akhir, dan waktunya adalah rahasiaNya.

 

Jika corona bisa berbicara dan mendengar

Kumohon pulanglah engkau kepada asalmu

Cukup sudah segala ketakutan yang kau sebar di muka bumi ini

Pulanglah dan jangan pernah kembali lagi ke muka bumi ini

Cukup sampai di sini saja ketakutan dan kekhawatiran yang kausebarkan ini

Biarkan kami kembali dalam kedamaian

Biarkan kami beraktivitas seperti biasa tanpa dibayang-bayangi rasa takut

Entah sudah berapa nyawa yang kaurenggut, entah sudah berapa banyak kehilangan yang terjadi karenamu.

Maka pulanglah, cukup sampai di sini saja.

 

Kematian itu pasti, sebab semua yang bernyawa pasti akan mati

Tapi janganlah kita menantang kehadirannya, sebab diminta maupun tidak, dia pasti datang

Baik dengan corona mau pun sebab lain, kematian akan menghampiri setiap yang bernyawa

Tapi setiap kita berusaha untuk tidak mati konyol

Vandemi ini masih misteri, protokol kesehatan tetaplah harus kita patuhi

Jangan lengah dan terlalu percaya diri, jaga diri, jaga keluarga, jaga kita semua

Selebihnya mari kita berdoa, agar vandemi segera berlalu

Dan segera ada solusi dari semua rasa takut ini

 

Aku rindu melihat anak-anak hilir mudik ke sekolah

Aku rindu menghirup udara bebas tanpa harus takut tertinggal masker

Aku rindu mengunjungi sanak saudaraku di seberang pulau

Aku rindu mengunjungi ayah dan ibuku di kampung kelahiranku

Aku rindu beribadah tanpa rasa ketakutan

Aku rindu anjuran imam yang mengingatkan untuk merapatkan dan meluruskan syaf solat

Aku rindu masa sebelum corona merenggut kebebasan

 

Corona, cepatlah pulang

Jangan biarkan kami terus-terusan dilanda ketakutan

Biarkan anak-anak kami melanjutkan sekolah

Hampir dua semester mereka belajar di rumah

Bahkan sama sekali tak belajar, karena di tempat kami sebagian tak ada internet

Semoga Allah SWT, Tuhan yang maha segalanya segera mengangkat corona dan segala rasa takut yang diciptakannya dari muka bumi ini

 

Jhon Frisnayana. BTM, 03022021

Komentar

Postingan Populer