MEMBUNUH SEPI MENGUSIR SUNYI #PUISI
MEMBUNUH SEPI MENGUSIR SUNYI
Sekian lama mimpi terpasung dalam kurungan
Anak-anak kecil riuh bersulang rindu
Berselimut peluk berbalut kabut
Sesekali bekejaran berebut angan
Atau berlari menjauhi sepi yang kian menjadi
Di luar sana katanya sangat terang
Lebih terang dari layar gawai yang merupa dunia
Tapi yang menemani hanyalah sepi, serupa mimpi yang masih misteri
Serta sebait semoga yang tak bosan dilangitkan
Setiap hari diantara mentari yang masih setia berotasi
Setahun telah terlewati, namun tak kunjung berakhir
Pandemi ini membunuh mimpi, mengabadikan sunyi
Amis aroma kematian menyebar ke seantero persada
Kita tak lagi sebebas merpati, hanya bersembunyi dalam sepi
Sebab tak lagi mengerti, ke mana harus pergi, kecuali berserah diri
Hingga kapan akan kita lewati semua ketakutan ini?
Adakah cerita ini akan segera berakhir, ataukah akan semakin menjadi?
Mengapa kini semua menjadi abu-abu?, kemana perginya hitam dan putih?
Mengapa pandemi selalu menjadi alasan untuk mengucapkan “jangan!”
Cukuplah sampai di sini duhai pandemi, biarkan kami bebas memilih mimpi
Si sakit takut pergi ke rumah sakit, sebab takut tiba-tiba menjadi positif
Apa lagi jika kematian itu tiba saat di rumah sakit, covid selalu menjadi terdakwa
Urusan menjadi sulit, padahal kematian itu tak melulu salah covid
Entahlah, mungkin saja mereka bermain, biarkan saja hingga terbuka segala tabir.
Bukankah semua yang terjadi tersebab takdir?
Tapi apalah daya jelata tak bebas bersuara meski menjerit dalam sunyi
Salah-salah bisa menjadi penghuni bui, meski sekadar mengungkap bukti
Cukuplah berdiam diri, berserah pada yang Maha Mengetahui
Berhentilah mencari bukti tentang sesuatu yang mungkin tak kau mengerti
Bersunyi diri berselimut sepi, hingga mentari kan terbit kembali
Aku ingin membunuh sepi mengusir sunyi agar mimpi segera kembali
Tapi aku hanyalah jelata yang terpasung sepi
Bahkan sekadar bermimpi pun tak lagi berani
Cukup bergumam dalam hati, jangan lagi ceritakan perihal mimpi
Bukankah kini setiap mimpi harus memliki bukti?
Kini, mari sama-sama kita langitkan semoga dalam setiap hela napas kita
Kepada yang telah izinkan kita menghirup oksigen dengan percuma maka selalulah bersyukur
Sebab harga oksigen di rumah sakit tidaklah murah
Lantas cukupkanlah segala ketakutan itu di hati saja dan serahkan segala urusan hanya kepadaNya
Dia maha tahu akan segalanya, tak terkecuali pandemi yang masih misteri.
BTM, (09-10)-03-21
Komentar
Posting Komentar