AWAL BULAN

 

AWAL BULAN

 

 

Belum genap tiga puluh hari

Hatiku sudah ketar-ketir

Persediaan beras tinggal beberapa butir

Belum lagi jajan si kecil yang harus dipikir

 

Tagihan listrik, tagihan air

Ah... inilah nasib orang kecil

Aku tahu ini memang sudah takdir

Aku hanya berharap semoga segera berakhir

 

Meski awal bulan yang ditunggu tiba

Tetap tak dapat berharap banyak darinya

Gaji honor hanya sekadar mampir

Selepas itu harus kembali mikir

 

Ada kalanya merasa iri, perihal nasib yang seolah menjadi anak tiri

Bekerja dan berkarya di tempat yang sama dengan tanggung jawab dan beban yang sama

Tapi penghargaan yang didapat sungguh jauh berbeda, apalagi soal materi

Dan kami tak pernah bisa menuntut sebab barangkali hanya pelengkap saja

 

Jangan iri, barangkali ini sudah menjadi suratan

Jalani saja dengan penuh keikhlasan

Cukuplah dengan terus berusaha dan biarkan Tuhan yang menentukan

Tapi sampai kapan, bukankah menuntut kesetaraan merupakan perjuangan

 

Salah kah jika kami selalu menyuarakan perihal kesetaraan

Kami tak bisa menyalahkan keadaan, sebab segalanya adalah pilihan

Walau seringkali pilihan tak sesuai dengan harapan

Tapi tak boleh kah jika kami meminta sedikit keadilan

 

Mengapa harus berbeda jika sama dalam tanggung jawab dan beban

Harus rela bersembunyi dalam istilah pengabdian dan takdir Tuhan

Bukan perihal ikhlas dan tak ikhlas sebab semua berlaku atas kehendak Tuhan

Tapi apakah tak boleh jika kami menghendaki sedikit penghargaan?

 

Namun demikian syukurku tak pernah berhenti

Sebab masih bisa makan sehari dua kali

Meski terkadang hanya dengan nasi berlauk garam

Dan itu berlangsung serta berulang tiap bulan

 

Semoga ke depan kehidupan menjadi lebih tenang

Sebab kuyakin Tuhan Maha Penyayang

Selama hambanya masih terus berjuang

Maka kebahagiaan menjadi tak sekadar angan

 

Margajaya, 25-08-2015

Edit, 25-05-2021

Komentar

Postingan Populer