Dari Rantau, Puisi Rindu Menyentuh Hati

 Dari Rantau

 Ibu, apa kabar? Semoga selalu baik-baik saja di sana

Demikian juga dengan ayah dan adik-adik di kampung

Aku di sini baik-baik saja, meski seringkali rindu mencabik-cabik rasa ini

Sesekali ingin rasanya aku menghamburkan peluk kepadamu Bu

Tapi jarak ini terasa begitu jauh, meski air mataku menderas

 

Ibu sejak usiaku belasan tahun dulu

Aku tidak pernah tahu jika itu adalah awal perpisahan kita

Yang kutahu aku hanya ingin menimba ilmu di kota ibu pernah dilahirkan

Sama sekali aku tidak mengerti apa itu rantau dan perantauan

Tapi Bu, aku tetap bertahan saat itu demi entah yang aku tak tahu

 

Saat punggung ayah dan ibu tak lagi tampak dari tempat aku berdiri

Air mata ini terus mengalir, bahkan sebagian tertahan dalam isak

Berharap Ibu atau Ayah kembali menoleh ke belakang

Dan mengajak aku untuk turut serta dalam perjalanan kalian

Tapi ternyata aku salah, Ibu dan Ayah terus berlalu meninggalkan aku

 

Saat itu, aku benar-benar merasa kesepian di tempat yang masih asing

Yang aku lakukan hanyalah menguatkan diri memantapkan tekad

Aku harus bisa, ini adalah pilihanku, aku tidak boleh menyalahkan keadaan

Aku harus bisa memulai hari baru di tempat yang baru tanpa ayah dan ibu

Seragamku masih putih biru saat itu, dan baru dikenakan di tempat yang baru

 

Waktu serasa cepat berlalu, dari putih biru berlanjut ke putih abu

Ternyata semuanya belum berakhir, sesekali saja kita bisa melepas rindu

Aku tetap sendiri menjalani hari-hariku

Dan aku gagal Bu, gagal menjadi putra terbaikmu

Aku mengecewakanmu, aku DO dari kampus pilihanku

 

Aku ingin pulang untuk memelukmu Bu, tapi aku malu

Aku mencoba lagi untuk kembali belajar di kampus baru

Tapi aku gagal lagi Bu meski telah berusaha semampuku

Aku tak ingin ayah dan ibu menanggung malu atas kegagalanku

Dan aku putuskan untuk pergi beraharap keberuntungan berpihak kepadaku

 

Hingga akhirnya aku tiba di pulau Borneo

Semakin jauh, semakin berjarak dari pelukmu Bu

Di tempat yang benar-benar asing dan baru

Aku kembali berjuang untuk hidupku

Hingga kini Bu, hingga aku tak lagi sendiri seperti dulu

 

Ibu, maafkan aku yang hingga kini belum bisa tuk sekadar memelukmu

Sunggah aku tak lagi mampu membahasakan segala rindu ini

Semoga kelak, waktu berkenan memendekkan jarak

Agar kita dapat saling merekatkan peluk

Menderaskan air mata kerinduan yang lama tertahan

 

Jhon Frisnayana

Borneo 24-02-2022

Komentar

Postingan Populer